ESAR: Teknik SAR Khusus Buat Cari Pendaki Hilang di Gunung

 

Proses evakuasi pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani.(Dok. Humas SAR Mataram)


ESAR: Teknik SAR Khusus Buat Cari Pendaki Hilang di Gunung

Pengantar: Mengapa Pendaki Sering Hilang di Gunung?

Indonesia adalah negeri seribu gunung, dari Gunung Semeru yang menjulang hingga Gunung Rinjani yang mempesona. Aktivitas pendakian semakin populer, namun risiko yang menyertainya pun tinggi. Setiap tahun, berita tentang pendaki yang hilang menghiasi media. Penyebabnya beragam mulai dari salah jalur, cuaca ekstrem, kurangnya persiapan, hingga kondisi fisik yang melemah.

Namun kini, pencarian pendaki yang hilang tak lagi hanya mengandalkan naluri dan pengalaman lapangan. Hadirnya ESAR (Exploration Search And Rescue) menjadi solusi yang menggabungkan strategi, teknologi, dan profesionalisme dalam misi penyelamatan di gunung.

Apa Itu ESAR?

Definisi dan Akronim ESAR

ESAR adalah singkatan dari Exploration Search and Rescue, yakni metode pencarian dan penyelamatan yang dirancang secara khusus untuk mencari korban atau pendaki yang hilang di daerah berbukit, pegunungan, dan wilayah eksploratif yang sulit dijangkau. Berbeda dengan SAR konvensional yang luas, ESAR berfokus pada medan ekstrem dan teknik penyisiran mendetail.

Asal Mula dan Sejarah Singkat ESAR

Konsep ESAR awalnya berkembang di Amerika Serikat sebagai respons terhadap meningkatnya kasus hilangnya pejalan kaki dan pendaki di kawasan pegunungan. Di Indonesia, teknik ini mulai diperkenalkan oleh komunitas pencinta alam dan didukung oleh Basarnas. Perlahan-lahan, ESAR menjadi bagian dari SOP dalam operasi SAR di kawasan wisata alam.

Komponen Utama dalam Teknik ESAR

Tim Pencari dan Struktur Komando

Dalam ESAR, struktur komando sangat ketat. Biasanya terdiri dari:

  • Incident Commander (pemimpin operasi),

  • Tim Survey dan Pemetaan,

  • Tim Pencari Utama, dan

  • Tim Medis dan Evakuasi.

Setiap tim punya tugas jelas dan saling terkoordinasi melalui sistem komunikasi lapangan.

Peralatan Khusus ESAR

Alat-alat yang biasa digunakan meliputi:

  • Kompas dan peta topografi

  • GPS handheld

  • Survival kit dan peralatan navigasi malam

  • Tali, carabiner, dan peralatan panjat

  • Emergency locator beacon (ELB)

Teknologi yang Digunakan

Teknologi modern turut melengkapi kekuatan ESAR:

  • Drone thermal untuk mendeteksi panas tubuh dari udara

  • Radio frekuensi tinggi (VHF/UHF) untuk komunikasi jarak jauh

  • GPS tracker untuk pelacakan real-time posisi tim

  • Peta digital berbasis GIS untuk analisa medan dan jalur potensial

Langkah-Langkah Operasi ESAR di Lapangan

Proses Perencanaan dan Pemetaan

Sebelum menyisir medan, tim ESAR melakukan analisis mendalam terhadap laporan kehilangan. Informasi seperti titik terakhir korban terlihat (Last Known Point - LKP), waktu hilang, dan kemungkinan jalur yang diambil akan dikumpulkan. Selanjutnya, tim pemetaan akan membuat skenario pencarian berbasis peta topografi dan data GPS.

Pemetaan ini juga mempertimbangkan faktor lingkungan seperti:

  • Kontur dan ketinggian area

  • Sumber air terdekat

  • Lokasi tempat berlindung alami

  • Cuaca dan arah angin

Teknik Penyisiran Wilayah Terpencil

Setelah peta siap, tim pencari diterjunkan dalam formasi tertentu:

  • Line search untuk area datar terbuka

  • Grid search pada area sempit dan vegetasi rapat

  • Spiral outward jika korban diduga tidak berpindah jauh dari titik terakhir

Tim menggunakan sistem navigasi analog (kompas dan peta) serta digital (GPS) agar tetap berada dalam jalur pencarian yang optimal. Komunikasi terus berlangsung antara setiap unit untuk pelaporan kondisi dan penemuan jejak.

Koordinasi dengan Tim Medis dan Evakuasi

Jika korban ditemukan dalam kondisi hidup, tim medis segera melakukan penilaian awal (first assessment) dan memberikan pertolongan pertama. Prosedur evakuasi menggunakan tandu gunung atau helikopter disesuaikan dengan medan.

Perbedaan ESAR dengan Teknik SAR Konvensional

Fokus Area dan Taktik Penyisiran

SAR konvensional lebih luas cakupannya—dari laut, sungai, hingga perkotaan. Sedangkan ESAR sangat terfokus pada medan alam ekstrem seperti gunung dan hutan lebat. Taktik penyisiran ESAR juga lebih detail, menyesuaikan dengan kemungkinan perilaku korban di alam liar.

Penggunaan Data dan Teknologi Real-Time

Teknologi menjadi pembeda utama:

  • ESAR menggunakan peta digital interaktif

  • Drones dengan kamera infra merah

  • Aplikasi pelacak tim yang saling terhubung

Data ini disinkronisasi ke pusat komando untuk analisis cepat, berbeda dengan pendekatan manual yang biasa diterapkan dalam SAR konvensional.

Studi Kasus: Operasi ESAR dalam Pencarian di Gunung Semeru

Kronologi Hilangnya Pendaki

Pada awal tahun 2024, seorang pendaki dilaporkan hilang di jalur selatan Gunung Semeru. Ia diketahui berjalan seorang diri dan kehilangan arah setelah turun kabut tebal.

Strategi Tim ESAR dan Hasilnya

Basarnas bekerja sama dengan relawan komunitas pencinta alam menerapkan metode ESAR. Tim dibagi ke dalam 4 sektor pencarian berdasarkan prediksi pola pergerakan korban. Dalam waktu 48 jam, jejak sepatu dan bekas api unggun ditemukan. Pendaki berhasil ditemukan dalam kondisi lemah namun selamat, berkat penyisiran tepat sasaran.

Siapa Saja yang Terlibat dalam Operasi ESAR?

Relawan SAR, Pecinta Alam, dan Warga Lokal

Operasi ESAR sangat mengandalkan kolaborasi. Relawan dari komunitas pendaki lokal sering menjadi ujung tombak karena mereka mengenal medan. Warga sekitar juga biasanya dilibatkan karena pengetahuan tradisional mereka tentang jalur-jalur alternatif.

Peran Basarnas dan Lembaga Resmi

Basarnas (Badan SAR Nasional) adalah lembaga utama dalam koordinasi dan legalitas operasi. Mereka menyediakan pelatihan, alat berat, dan sistem manajemen risiko. Dinas Kehutanan dan pengelola taman nasional juga memberikan dukungan administratif.

Tantangan dalam Penerapan ESAR di Indonesia

Medan Alam dan Cuaca Ekstrem

Indonesia memiliki keanekaragaman medan yang luar biasa. Dari gunung berapi aktif, hutan hujan tropis, hingga jurang dan sungai deras. Hal ini menyulitkan mobilitas dan navigasi tim ESAR, terutama saat hujan lebat atau badai.

Keterbatasan Akses dan Dukungan Logistik

Jalur komunikasi sering kali terbatas di wilayah terpencil. Selain itu, kebutuhan logistik seperti makanan, air, dan bahan bakar untuk evakuasi udara juga menjadi tantangan serius.

Pelatihan dan Sertifikasi Tim ESAR

Modul Pelatihan Khusus ESAR

Pelatihan ESAR tidak hanya soal fisik. Anggota dilatih untuk:

  • Membaca peta topografi secara mendalam

  • Navigasi lintas alam

  • Pertolongan pertama di medan berat

  • Komunikasi darurat dan manajemen tim

Kriteria Lolos Sertifikasi

Untuk menjadi anggota bersertifikat, seseorang harus lulus ujian lapangan dan teori. Sertifikat dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti Basarnas atau lembaga pelatihan SAR terakreditasi.

Manfaat Penggunaan ESAR dalam Misi Pencarian di Gunung

Meningkatkan Kecepatan dan Efisiensi Pencarian

Dengan perencanaan matang dan data lapangan yang akurat, ESAR mampu memotong waktu pencarian secara signifikan. Hal ini krusial dalam situasi kritis, di mana nyawa bergantung pada kecepatan penyelamatan.

Mengurangi Risiko bagi Tim SAR

Teknologi seperti drone dan alat pelacak mengurangi kebutuhan menyisir area berbahaya secara langsung. Hal ini mengurangi cedera pada tim dan memperbesar peluang keselamatan secara keseluruhan.

Pertanyaan Umum Seputar ESAR (FAQ)

1. Apakah ESAR hanya untuk gunung tertentu?
Tidak. ESAR bisa diterapkan di berbagai jenis medan pegunungan dan hutan, asal ada analisis medan dan tim terlatih.

2. Siapa saja yang bisa ikut tim ESAR?
Siapa pun bisa bergabung, asalkan telah mengikuti pelatihan dan memenuhi syarat fisik dan mental.

3. Apakah ESAR menggantikan SAR biasa?
Tidak. ESAR adalah pelengkap SAR konvensional, khusus untuk kasus pencarian di wilayah eksploratif.

4. Berapa lama operasi ESAR biasanya berlangsung?
Bisa berkisar dari hitungan jam hingga beberapa hari, tergantung medan dan informasi awal korban.

5. Apa alat terpenting dalam misi ESAR?
Peta topografi, GPS, drone thermal, dan radio komunikasi adalah alat vital dalam setiap misi ESAR.

6. Apakah ESAR sudah diterapkan di semua gunung di Indonesia?
Belum sepenuhnya. Hanya gunung-gunung besar dan populer yang memiliki kesiapan tim ESAR aktif.

ESAR Sebagai Harapan Baru Pencarian Pendaki Hilang

ESAR hadir sebagai harapan baru dalam misi penyelamatan pendaki hilang di gunung. Dengan kombinasi pelatihan profesional, strategi terencana, dan dukungan teknologi mutakhir, metode ini terbukti efektif dan efisien. Bagi para pendaki, memahami pentingnya teknik ini menjadi langkah awal agar lebih aman dalam menjelajah keindahan alam Indonesia.

Referensi Eksternal:
Basarnas.go.id - Situs Resmi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan